Sejarah Penggunaan Kartu Kuning & Kartu Merah Dalam Permainan Sepakbola
Sepak bola adalah olahraga terpopuler saat ini. Dari penjual bakso sampai pejabat negara, dari anak-anak sampai kakek-kakek, dari laki-laki sampai perempuan, hampir seluruh lapisan masyarakat mengidolakan olahraga yang satu ini (termasuk saya.. hehe). Saat menonton sebuah pertandingan atau saat memainkan sepak bola, kita pasti pernah melihat dan bahkan pernah mendapat sanksi dari wasit berupa kedua kartu ini ketika melakukan pelanggaran terhadap lawan.
Sama seperti cabang olahraga lainnya, sepak bola juga memiliki aturan
dalam permainannya. Apabila pemain melakukan pelanggaran yang cukup
keras maka wasit dapat
memberikan peringatan dengan kartu kuning atau kartu merah. Pertandingan
akan dihentikan dan wasit menunjukkan kartu ke depan
pemain yang melanggar kemudian mencatat namanya di dalam buku. Kartu kuning merupakan peringatan atas pelanggaran seperti bersikap
tidak sportif, secara terus-menerus melanggar peraturan, berselisih
kata-kata atau tindakan, menunda memulai kembali pertandingan,
keluar-masuk pertandingan tanpa persetujuan wasit, ataupun tidak menjaga
jarak dari pemain lawan yang sedang melakukan tendangan bebas atau
lemparan ke dalam. Pemain yang menerima dua kartu kuning akan mendapatkan kartu merah dan keluar dari pertandingan.
Pemain yang mendapatkan kartu merah harus keluar dari pertandingan
tanpa bisa digantikan dengan pemain lainnya. Beberapa contoh tindakan
yang dapat diganjar kartu merah adalah
pelanggaran berat yang membahayakan atau menyebabkan cedera parah pada
lawan, meludah, melakukan kekerasan, melanggar lawan yang sedang
berusaha mencetak gol, menyentuh bola dengan tangan untuk mencegah gol
bagi semua pemain kecuali penjaga gawang , dan menggunakan bahasa atau
gerak tubuh yang cenderung menantang, pemain yang berposisi sebagai
penjaga gawang melakukan hands ball di luar kotak penalti.
Bagaimanakah awal mula digunakannya kartu kuning dan kartu merah dalam pertandingan sepak bola? Berikut mari kita bahas mengenai sejarah penggunaan kartu kuning dan kartu merah dalam sepak bola, yang saya kutip dari beberapa sumber.
Sepak bola telah ada dan dipertandingkan sejak abad 19, namun penggunaan kartu kuning dan merah baru terlaksana di pertengahan abad 20. Kisah ini berawal pada Piala Dunia 1966. Pada perempat final antara tuan rumah Inggris dan Argentina kebetulan wasit yang memimpin pertandingan berasal dari Jerman, yakni Rudolf Kreitlein.
Karena melakukan pelanggaran keras, kapten Argentina, Antonio Rattin, harus dikeluarkan oleh Kreitlein. Masalah perbedaan bahasa membuat hal ini sulit. Wasit asal Jerman ini hanya tahu bahasa Jerman dan Inggris, sementara Rattin tak paham apa maksud wasit asal Jerman itu. Dia pun tak segera meninggalkan lapangan.
Wasit Inggris yang ikut bertugas di pertandingan itu, Ken Aston, kemudian masuk ke lapangan. Dengan sedikit modal bahasa Spanyol, dia merayu Rattin untuk meninggalkan lapangan.
Setelah kasus ini, Ken Aston kemudian berpikir. Harus ada komunikasi universal yang bisa langsung diketahui semua orang, ketika wasit memberi peringatan kepada pemain atau mengeluarkannya dari lapangan. Dengan demikian, wasit tak perlu harus membuat penjelasan dengan bahasa yang mungkin tak diketahui pemain.
Suatu hari, dia berhenti di perempatan jalan. Melihat lampu lalu lintas, tiba-tiba saja ide muncul di otaknya. Jawabannya adalah: kartu berwarna, merah dan kuning. Bila melakukan pelanggaran dan harus diberi peringatan keras, maka kartu kuning harus diberikan. Sementara kartu merah untuk sanksi berat, dan pemain yang melakukan pelanggaran berat itu harus keluar dari lapangan.
Ia pun segera mengirim usulan pada organisasi sepak bola dunia, FIFA. Dan, idenya langsung disetujui. Maka di Piala Dunia 1970, kartu kuning dan merah kali pertama digunakan. Ironisnya, sepanjang Piala Dunia 1970 tak satu pun pemain yang terkena kartu merah. Hanya kartu kuning yang sempat dilayangkan sehingga kartu merah tak bisa “pamer diri” pada Piala Dunia 1970.
Ada lagi satu hal unik lainnya. Meskipun ide tersebut datang dari wasit Inggris, negeri itu tak serta merta menerapkannya di kompetisi mereka. Kartu merah dan kuning baru digunakan di kompetisi sepak bola Inggris pada 1976. Pasalnya, wasit kemudian terlalu mudah mengeluarkan kartu dan diprotes banyak pemain. Oleh sebab itu, penggunaannya sempat dihentikan pada 1981 dan 1987.
Yang menarik, ide ini diadopsi cabang olahraga hoki. Bahkan, di cabang ini menggunakan tiga warna kartu, seperti traffic light: hijau, kuning, dan merah. Hijau untuk peringatan, kuning untuk mengeluarkan pemain sementara waktu, dan merah untuk mengusir pemain secara permanen.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Sepak_bola
http://www.apakabardunia.com/2013/02/mengapa-ada-kartu-merahkuning-di-sepak.html
http://garudasoccer.com/perwasitan/4952-sejarah-wasit-keluarkan-kartu-merah-dan-kartu-kuning.html
0 komentar: